Ilmu kimia merupakan bagian dari ilmu
pengetahuan alam yang mempelajari tentang sifat, struktur materi, komposisi
materi, perubahan, dan energi yang menyertai perubahan tersebut. Hakikat ilmu
kimia adalah bahwa benda itu bias mengalami perubahan bentuk maupun susunan partikelnya menjadi
bentuk lain sehingga terjadi deformasi, perubahan letak susunan. Ini
mempengaruhi sifat-sifat yang berbeda dengan wujud yang semula. Untuk
mempelajari ilmu kimia harus menggunakan metode ilmiah. Metode ilmiah merupakan
cara menjawab pertanyaan ilmiah melalui penelitian dan eksperimen.
Terdapat beberapa langkah dalam metode ilmiah, yaitu:
1. Menemukan
masalah
2. Mengumpulkan
informasi
3. Membuat
hipotesis
4. Melakukan
eksperimen
5. Melakukan
pengolahan data
6. Membuat
kesimpulan
Metode
ilmiah merupakan suatu siklus dalam penyusunan teori. Teori tersebut harus
dapat dibuktikan kebenarannya berdasarkan pengamatan (fakta empiris). Apabila
bukti empiris tidak sesuai dengan teori yang disusun, maka harus dilakukan
eksperimen ulang dan disusun teori baru yang dapat dimanfaatkan untuk
kesejahteraan manusia.
Peranan Ilmu Kimia
1. Bidang
Kedokteran
Untuk membantu penyembuhan pasien yang mengidap suatu
penyakit, digunakan obat-obatan yang dibuat berdasarkan hasil riset terhadap
proses dan reaksi kimia bahan-bahan yang berkhasiat yang dilakukan dalam cabang
kimia farmasi.
2. Bidang
Pertanian
Ilmu
kimia digunakan untuk meningkatkan produksi tanaman pertanian, misalnya dalam
penggunaan dan pembuatan pupuk, pemuliaan tanaman, serta dalam pengolahan hasil
pertanian.
3. Bidang
Geologi
Bidang ini berkaitan dengan penelitian batu-batuan (mineral)
dan pertambangan gas dan minyak
bumi. Proses penentuan unsur-unsur yang menyusun mineral dan
tahap pendahuluan untuk eksplorasi, menggunakan dasar-dasar ilmu kimia. Manfaat ilmu kimia
dalam bidang ini untuk membantu memahami serta mengerti temuan para peneliti
tentang bebatuan atau “benda-benda” alam.
4. Bidang
Biologi
Bidang ini khusus mempelajari tentang makhluk hidup (hewan
dan tumbuhan). Proses kimia yang berlangsung dalam makhluk hidup meliputi pencernaan
makanan, pernapasan,
metabolisme, fermentasi, fotosintesis, dan
lain-lain. Untuk mempelajari hal tersebut, diperlukan pengetahuan tentang
struktur dan sifat senyawa yang ada, seperti karbohidrat, protein,
vitamin, enzim, lemak, asam nukleat, dan lain-lain. Meskipun secara umum,
bidang ini lebih erat kaitannya dengan ilmu biologi, namun manfaat ilmu kimia
juga berpengaruh dalam bidang biologi ini.
5. Bidang
Hukum
Manfaat ilmu kimia dalam bidang hokum adalah untuk pemeriksaan peralatan bukti kriminalitas (kriminologi). Bagian tubuh tersangka dapat diperiksa
dengan memeriksa struktur DNA-nya karena struktur DNA setiap orang
berbeda-beda. Pemeriksaan ini melibatkan ilmu kimia.
6. Bidang
Mesin
Manfaat Ilmu kimia dalam bidang permesinan yaitu mempelajari komposisi
dan sifat logam yang
baik untuk pembuatan mesin, mempelajari sifat,
komposisi bahan bakar dan minyak pelumas mesin.
7. Bidang
Teknik Sipil
Bahan-bahan yang digunakan dalam
bidang ini adalah semen, kayu,
cat, paku, besi, paralon (pipa PVC), lem dan sebagainya. Semua bahan tersebut
dihasilkan melalui riset yang berdasarkan ilmu kimia. Manfaat ilmu kimia dalam
hal ini adalah agar bahan-bahan bangunan tersebut dapat diketahui
kelebihan serta kekurangannya, sehingga dapat meminimalisir kecelakaan dikemudian
hari.
8. Bidang
Arkeologi
Ilmu
kimia digunakan untuk meneliti fosil, misalnya untuk menentukan usia fosil
dapat digunakan radioisotop C–14 .
9. Bidang
Kecantikan
Ilmu
kimia juga dapat diterapkan dalam pembuatan kosmetik, misalnya sabun, pelembab,
pembersih wajah, parfum, dan sebagainya.
Keselamatan Kerja Laboratorium
1. Tata
Tertib Laboratorium
a. Tidak
boleh membawa keluar bahan-bahan kimia keluar laboratorium tanpa seijin guru
b. Tidak
boleh membawa makanan dan minuman ke dalam laboratorium
c. Menggunakan
jas lab dan sepatu ketika melakukan percobaan di laboratorium
d. Alat dan bahan harus digunakan
sesuai dengan petunjuk praktikum yang diberikan.
e. Jika dalam melakukan percobaan tidak
mengerti atau ragu-ragu, hendaknya segera bertanya kepada guru.
f. Jika ada alat yang rusak atau pecah,
hendaknya dengan segera dilaporkan kepada guru.
g. Jika terjadi kecelakaan, sekalipun
kecil, seperti terkena kaca, terbakar, atau terkena bahan kimia, hendaknya
segera dilaporkan ke guru.
h. Etiket (label) bahan yang hilang
atau rusak harus segera diberitahukan kepada guru, agar dapat segera diganti.
i. Setelah selesai percobaan, alat-alat
hendaknya dikembalikan ke tempat semula dalam keadaan bersih.
j. Buanglah sampah pada tempatnya.
k. Sebelum meninggalkan laboratorium,
meja praktikum harus dalam keadaan bersih, kran air dan gas ditutup, dan kontak
listrik dicabut.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan zat-zat
kimia, yaitu:
a.
Tabung
reaksi yang berisi zat kimia tidak boleh diarahkan ke wajah sendiri atau orang
lain.
b.
Senyawa
kimia tidak boleh dibau.
c.
Larutan
kimia yang tertuang di meja praktikum atau di lantai dibersihkan segera
dengan cara: asam pekat dinetralkan dahulu dengan serbuk NaHCO3.
Basa kuat dinetralkan dahulu dengan serbuk NH4CI, kemudian
ditambah air yang cukup.
d.
Larutan
pekat yang tidak terpakai harus dibuang setelah diencerkan dengan air terlebih
dahulu. Mulut tabung reaksi atau bejana, selama digunakan untuk pencampuran
atau pemanasan tidak boleh ditengok langsung.
e.
Senyawa/zat
kimia tertentu (asam kuat dan basa kuat) tidak boleh dicampur karena akan
terjadi reaksi yang dahsyat, kecuali sudah diketahui pasti tidak
menimbulkan bahaya.
f.
Penggunaan
pelindung wajah sangat diperlukan jika menangani zat-zat/ senyawa-senyawa
kimia yang berbahaya, dan jangan mengembalikan zat/senyawa kimia yang terlanjur
tertuang untuk dikembalikan ke botol asalnya.
2. Jenis
Bahaya Kerja di Laboratorium
Bahaya akibat
praktikum di laboratorium di antaranya adalah:
a.
Bahaya
radioaktif, contoh: penyakit akibat terkena bahan radioaktif.
b.
Bahaya
api, contoh: luka terbakar api.
c. Khusus
pada kecelakaan akibat api, pada umumnya akibat kelengahan manusia atau tidak
sepengetahuan manusia.
d.
Bahaya
biologi, contoh: penyakit akibat menggunakan mikroorganisme/jasad renik.
e. Bahaya
listrik, contoh: terkena arus listrik.
f.
Bahaya
mekanis, contoh akibat terkena alat- alat bergerak/berputar.
3. Peralatan
Kerja di Laboratorium
Nama
|
Gambar
|
Fungsi
|
Tabung reaksi
|
|
Untuk mereaksikan larutan dalam jumlah
kecil
|
Rak tabung reaksi
|
|
Untuk meletakkan
tabung reaksi
|
Erlenmeyer
|
|
Sebagai wadah
larutan
|
Gelas Beker
|
|
Sebagai wadah
larutan
|
Gelas Ukur
|
|
Untuk mengukur
volume larutan
|
Termometer
|
|
Untuk mengukur suhu
|
Pengaduk
|
|
Untuk mengaduk
|
Bunsen
|
|
Sebagai sumber panas dalam proses pemanasan
|
Kawat Kasa
|
|
Untuk alas pemanasan dan meratakan panas
|
Tripod
|
|
Penyangga peralatan dalam proses pemanasan
|
Kaca arloji
|
|
Wadah sampel padat dan sebagai penutup
|
Pipet tetes
|
|
Untuk meneteskan
larutan
|
Penjepit tabung
reaksi
|
|
Untuk menjepit
tabung reaksi
|
Klem dan statif
|
|
Sebagai penyangga
peralatan gelas
|
Neraca
|
|
Untuk menimbang
|
Krus porselin
|
|
Untuk memanaskan
sampel padat
|
Mortar dan alu
|
|
Untuk menghaluskan
sampel padat
|
Corong
|
|
Untuk memindahkan larutan ke wadah yang bermulut
kecil
|
Cawan penguap
|
|
Untuk menguapkan
larutan
|
Labu ukur
|
|
Untuk mengukur
volume larutan
|
Pipet volume
|
|
Untuk mengukur
volume larutan
|
Labu alas bulat
|
|
Sebagai wadah
larutan
|
Spatula
|
|
Untuk mengambil
sampel padat
|